Festival Cahaya atau “Fête des Lumières” yang digelar setiap tahun di Lyon, Prancis, kembali mencuri perhatian dunia. Tahun ini, festival yang berlangsung selama empat malam tersebut menampilkan lebih dari 70 instalasi cahaya digital dari seniman-seniman terkemuka dari berbagai belahan dunia. Mulai dari proyeksi visual di katedral kuno, taman interaktif dengan cahaya berwarna-warni, hingga patung holografik bergerak, seluruh kota Lyon berubah menjadi panggung seni luar ruang yang memesona.
Salah satu daya tarik utama festival kali ini adalah kolaborasi lintas negara yang menggabungkan teknologi AI, augmented reality (AR), dan seni kontemporer. Sebuah bangunan tua yang dulunya bekas gudang diubah menjadi galeri digital 360 derajat dengan pertunjukan animasi interaktif yang merespons gerakan pengunjung. Tidak hanya itu, sungai Rhône yang membelah kota pun menjadi bagian dari pameran, dengan pertunjukan cahaya terapung dan pertunjukan drone yang melayang di atasnya.
Festival ini bukan sekadar pertunjukan visual, tapi juga platform edukatif dan budaya. Banyak instalasi yang mengangkat isu-isu penting seperti perubahan iklim, perdamaian dunia, dan keberagaman budaya. Para seniman memberikan interpretasi kreatif melalui cahaya, mengajak pengunjung untuk berpikir lebih dalam tentang masa depan dan peran teknologi dalam kehidupan manusia.
https://perpustakaan.iaidalampung.ac.id
https://manpematangsiantar.sch.id
Selain keindahan visual, festival ini juga berdampak besar pada sektor ekonomi dan pariwisata Lyon. Ribuan turis memadati kota, menciptakan lonjakan pendapatan bagi hotel, restoran, dan sektor UMKM. Festival Cahaya Lyon telah menjadi simbol keberhasilan bagaimana seni, teknologi, dan warisan budaya bisa disatukan dalam satu momen yang memikat dunia.
