Penyakit celiac adalah gangguan autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan usus halus sebagai respons terhadap konsumsi gluten, protein yang ditemukan dalam gandum, barley, dan rye. Ketika seseorang yang menderita penyakit celiac mengonsumsi gluten, tubuh merespons dengan merusak lapisan usus halus, yang mengganggu proses pencernaan dan penyerapan nutrisi. Hal ini dapat menyebabkan gejala-gejala seperti diare, sakit perut, dan kelelahan yang sering kali terjadi setelah makan makanan yang mengandung gluten. http://anzac100.nzherald.co.nz/
Penyebab pasti dari penyakit celiac belum sepenuhnya dipahami, tetapi kondisi ini dipengaruhi oleh faktor genetik. Orang yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit celiac lebih berisiko menderita penyakit ini, karena adanya gen tertentu, seperti gen HLA-DQ2 dan HLA-DQ8, yang berperan dalam memicu respon autoimun terhadap gluten. Tidak semua orang dengan gen-gen ini akan mengembangkan penyakit celiac, namun faktor genetik ini sangat meningkatkan kerentanannya.
Selain faktor genetik, lingkungan juga berperan penting dalam pemicu munculnya penyakit celiac. Meskipun seseorang memiliki genetik yang rentan, penyakit ini biasanya baru muncul setelah terpapar faktor lingkungan tertentu, seperti stres fisik atau emosional, infeksi virus, atau bahkan perubahan pola makan. Banyak orang yang mengalami gejala celiac setelah mengalami infeksi saluran pencernaan atau setelah mengalami perubahan besar dalam pola makan mereka.
Faktor lain yang dapat berperan dalam pemicu penyakit celiac adalah komposisi mikrobiota usus. Penelitian menunjukkan bahwa keseimbangan bakteri baik dan buruk dalam saluran pencernaan dapat mempengaruhi respons tubuh terhadap gluten. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ketidakseimbangan mikroflora usus dapat memengaruhi pengembangan penyakit celiac, meskipun hubungan ini masih dalam tahap penyelidikan lebih lanjut. https://reports.sonia.utah.edu/
Penyakit celiac juga sering kali muncul pada usia muda, meskipun dapat berkembang pada usia berapa pun. Banyak orang yang mengalami gejala penyakit celiac sejak masa kanak-kanak, tetapi beberapa orang baru terdiagnosis saat dewasa setelah mengidap gejala jangka panjang yang tidak diketahui penyebabnya. Kondisi ini seringkali terdiagnosis lebih lama pada orang dewasa karena gejalanya dapat mirip dengan gangguan pencernaan lainnya, seperti sindrom iritasi usus besar (IBS).
Untuk mencegah gejala dan kerusakan lebih lanjut, satu-satunya pengobatan untuk penyakit celiac adalah menghindari gluten sepenuhnya. Mengikuti diet bebas gluten yang ketat akan membantu menghentikan kerusakan pada usus halus dan memungkinkan tubuh untuk mulai menyembuhkan dirinya sendiri. Dengan pengelolaan yang tepat, orang yang menderita penyakit celiac dapat menjalani hidup sehat dan menghindari komplikasi jangka panjang seperti malnutrisi, osteoporosis, atau kanker usus halus.